Berita

Enzim Pemakan Plastik: Solusi Masa Depan untuk Lautan yang Penuh Sampah?

enzim pemakan plastik

Plastik: Masalah yang Tak Kunjung Selesai

Kita semua tahu plastik adalah masalah lingkungan yang serius. Mulai dari kantong belanja, botol minuman, hingga kemasan makanan, semuanya menghasilkan limbah yang butuh ratusan tahun untuk terurai secara alami. Bahkan, sebagian besar plastik yang pernah dibuat manusia masih ada sampai sekarang, entah mengambang di lautan atau terkubur di tempat pembuangan sampah.

Pada Januari 2023, kabar baik akhirnya datang dari dunia sains. Para ilmuwan dari University of Texas, Austin, berhasil mengembangkan enzim pemakan plastik super cepat yang bisa menghancurkan plastik hanya dalam waktu beberapa hari, bukan ratusan tahun! Gila nggak tuh?

Baca Juga : 8 Fakta Gres Oknum Polisi Disangka Hina Profesi Seniman Subang

Enzim ini dinamakan FAST-PETase (Functional, Active, Stable, and Tolerant PETase), dan dirancang secara khusus untuk memecah polyethylene terephthalate (PET)—jenis plastik yang biasa ditemukan dalam botol minum dan kemasan makanan.

Gimana Cara Kerja Enzim Ini?

FAST-PETase bekerja seperti “gunting biologis”. Enzim ini secara spesifik menargetkan rantai panjang molekul PET, lalu memotongnya menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah diurai oleh alam atau bahkan bisa didaur ulang kembali jadi plastik baru.

Proses ini disebut biodegradasi enzimatik, dan yang bikin heboh adalah kecepatannya. Kalau biasanya plastik PET butuh waktu 100 tahun lebih untuk terurai, FAST-PETase bisa mengurai 90% plastik hanya dalam waktu 24 jam di laboratorium!

Yang lebih keren lagi, enzim ini bisa bekerja dalam berbagai kondisi, termasuk suhu dan pH lingkungan yang bervariasi. Artinya, teknologi ini sangat fleksibel dan bisa diterapkan di berbagai tempat, dari tempat pembuangan sampah, pabrik daur ulang, sampai lingkungan alami.

Para peneliti menggunakan teknik machine learning dan bioteknologi canggih untuk merancang struktur enzim ini agar tetap stabil dan efisien. Hasilnya? Sebuah enzim yang bisa menjadi senjata utama dalam perang melawan sampah plastik.

Masa Depan Tanpa Sampah Plastik: Mungkin Banget!

Penemuan ini bikin kita mulai berani membayangkan dunia yang bebas dari tumpukan plastik. Kalau teknologi ini bisa dikembangkan dalam skala industri, maka kita bisa:

  • Membersihkan sungai dan laut dari sampah plastik secara biologis.
  • Mendaur ulang plastik lama jadi bahan baru tanpa polusi tambahan.
  • Mengurangi kebutuhan membakar plastik, yang biasanya mencemari udara.

Bayangkan, botol air mineral yang kamu buang hari ini bisa diurai dan didaur ulang dalam hitungan hari, lalu dipakai lagi jadi botol baru. Bahkan, prosesnya tidak butuh energi sebesar daur ulang mekanis konvensional, karena semuanya berlangsung pada suhu dan tekanan rendah.

Beberapa perusahaan sudah mulai tertarik untuk mengembangkan teknologi ini secara komersial. Jika berjalan lancar, dalam beberapa tahun ke depan, enzim ini bisa jadi bagian dari fasilitas daur ulang di seluruh dunia.

Tentu, masih banyak tantangan—mulai dari produksi enzim dalam jumlah besar, sampai bagaimana menerapkannya secara efisien di lapangan. Tapi langkah pertama ini sudah sangat menjanjikan.

Etika dan Keamanan: Apa yang Perlu Diperhatikan?

Walau terdengar seperti teknologi penyelamat dunia, penggunaan enzim pemakan plastik juga butuh perhatian ekstra. Salah satu isu utama adalah: apakah enzim ini akan mengganggu ekosistem jika dilepaskan ke alam bebas?

Bayangkan kalau enzim ini malah memakan plastik yang masih digunakan—seperti bagian mobil, alat kesehatan, atau komponen elektronik. Maka dari itu, pengaplikasian enzim ini harus sangat terkontrol dan terarah.

Selain itu, masih ada pertanyaan tentang dampak jangka panjang terhadap tanah dan air jika sisa degradasi plastik masuk ke lingkungan. Untungnya, karena produk akhir dari pemecahan PET adalah senyawa non-toksik (seperti monomer tereftalat dan etilen glikol), risiko pencemaran kimia cukup rendah.

Yang pasti, dengan pengawasan dan regulasi yang baik, teknologi ini bisa jadi alat ampuh yang sangat aman dan berguna bagi masa depan lingkungan.

Related posts

Peneliti Wuhan Peroleh Virus Gres ‘Kerabat’ Covid-19

Walters

Curhat Warga Cawang Korban Banjir: Gres Bersih-Bersih Kebanjiran Lagi

Walters

Cerita Warga Maros Tahun Gres Di Ptb: Tenteram Dan Banyak Jajanan

Walters

Leave a Comment